Today I have succeed to configure SynCE on my Fedora Core 5 to make synchronize connection with my iPAQ PocketPC Windows Mobile 2003. For this pratice, I used very usefull information from http://synce.sourceforge.net/ or http://www.linux.com/article.pl?sid=05/08/17/1847227. With SynCE, I can add/remove program, file browsing, check my pda status with SynCE tray icon (see the capture image below).
I am using USB cable to build serial ppp peers connection between pda and linux. At my pocketPC, the ActiveSync program should be run because SynCE already listen and make communication with ActiveSync. This is a very good program, and we can learn many think about serial communication via USB. You should try it.
Here some steps according to synce howto:
as root:
# modprobe ipaq
# synce-serial-config ttyUSB0
as your user session
$ dccm -p passkey
back as root:
# synce-serial-start
Check your Synce Tray Icon, if the icon is active, then your connection is success. If not, please unpluge your usb cable from pda, and then plug it again.
Thursday, October 12, 2006
Thursday, October 05, 2006
Oracle Performance and Engineering: My Learning Path for Oracle 10g - Notes on New Features
This is a good resource for all of you to get the path for learning Oracle10g.
Oracle Performance and Engineering: My Learning Path for Oracle 10g - Notes on New Features
Oracle Performance and Engineering: My Learning Path for Oracle 10g - Notes on New Features
Sunday, October 01, 2006
Belajar tentang Bumi
Siapa yang tidak kenal dengan Google Earth? Salah satu aplikasi yang sangat inovatif dari google yang memungkinkan kita untuk melihat image hasil pemotretan satelit, walaupun tidak secara real time.
Ada satu lagi yang sangat menarik, yaitu NASA World Wind yang juga memberikan gambaran tentang keadaan bumi, bahkan melihat dunia antariksa lain. Namun demikian, serupa dengan Google Earth, NASA WW membutuhkan koneksi internet untuk dapat memberikan gambar-gambar yang Anda inginkan.
Ada satu lagi yang sangat menarik, yaitu NASA World Wind yang juga memberikan gambaran tentang keadaan bumi, bahkan melihat dunia antariksa lain. Namun demikian, serupa dengan Google Earth, NASA WW membutuhkan koneksi internet untuk dapat memberikan gambar-gambar yang Anda inginkan.
Sunday, September 24, 2006
Layanan Berita IT Terbaru
Kesibukan di semester gasal tahun ajaran 2006/2007 ini, telah menyita waktu yang saya miliki untuk dapat mengisi blog ini. Sehingga informasi yang saya coba tulis di blog ini muncul tenggelam. Walau demikian, saya tetap bertekad untuk terus mengisi blog ini.
Saat ini saya sangat menyukai dengan blog IT Hot News, yang memberikan berita-berita menarik untuk disimak. Semoga menambah koleksi web site berita Anda.
Saat ini saya sangat menyukai dengan blog IT Hot News, yang memberikan berita-berita menarik untuk disimak. Semoga menambah koleksi web site berita Anda.
Office di web
Jika Anda membutuhkan perangkat lunak bantu untuk mendukung produktifitas Anda, saat ini terdapat beberapa layanan di Internet yang dapat Anda gunakan secara gratis, baik untuk bekerja dengan lembar kerja, pemroses kata, dan sebagainya.
Taruh kata misalnya tawaran dari Zoho.com yang memberikan beberapa perangkat lunak perkantoran berbasis web yang dapat Anda gunakan untuk membuat dokumen dari manapun, kapanpun, dan tidak perlu instalasi, cukup dengan menggunakan browser.
Tidak kalah menariknya adalah layanan dari dunia Google.com. Tengok Spreadsheet Google yang mengandalkan teknologi remote scripting untuk memungkinkan antar muka program spreadsheet berbasis web tersebut menjadi lebih menarik.
Munkin masih ada beberapa alamat lain yang belum tersentuh oleh saya. Semoga keterangan ini bermanfaat.
Taruh kata misalnya tawaran dari Zoho.com yang memberikan beberapa perangkat lunak perkantoran berbasis web yang dapat Anda gunakan untuk membuat dokumen dari manapun, kapanpun, dan tidak perlu instalasi, cukup dengan menggunakan browser.
Tidak kalah menariknya adalah layanan dari dunia Google.com. Tengok Spreadsheet Google yang mengandalkan teknologi remote scripting untuk memungkinkan antar muka program spreadsheet berbasis web tersebut menjadi lebih menarik.
Munkin masih ada beberapa alamat lain yang belum tersentuh oleh saya. Semoga keterangan ini bermanfaat.
Tuesday, September 05, 2006
Semester ini saya mulai menggunakan Learning CMS, yaitu ATutor, untuk meletakkan semua bahan materi kuliah saya dan juga sebagai tempat diskusi dan pengumuman. Yang ingin saya coba lihat adalah seberapa besar digital divide yang ada terhadap mahasiswa saya saat ini. Walaupun di kampus saya sudah terpasang hot spot wifi dan disediakan lab internet bebas, tapi masih saja ada mahasiswa yang masih belum "kerasan" dengan model ini.
Mungkin saya perlu terus mencoba untuk beberapa semester ke depan dengan menerapkan sedikit model "pemaksaan" agar budaya mahasiswa untuk proses belajar dapat mulai secara mandiri mencari dan aktif untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.
Saya pikir pembentukan budaya jauh lebih penting ketimbang harus terus memberi makan soal teknologi Informasi terbaru terus kepada mahasiswa. Mungkin saya harus mencari suatu metode pengukuran juga tentang hal ini, agar nantinya punya suatu metric yang dapat menunjukkan secara kuantitatif tentang pola budaya yang memanfaatkan teknologi.
Mungkin saya perlu terus mencoba untuk beberapa semester ke depan dengan menerapkan sedikit model "pemaksaan" agar budaya mahasiswa untuk proses belajar dapat mulai secara mandiri mencari dan aktif untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.
Saya pikir pembentukan budaya jauh lebih penting ketimbang harus terus memberi makan soal teknologi Informasi terbaru terus kepada mahasiswa. Mungkin saya harus mencari suatu metode pengukuran juga tentang hal ini, agar nantinya punya suatu metric yang dapat menunjukkan secara kuantitatif tentang pola budaya yang memanfaatkan teknologi.
Sunday, August 27, 2006
Melatih kesabaran dengan telkomnetinstan
Malam ini (minggu) saya mencoba menggunakan kembali TelkomnetInstan untuk koneksi ke Internet, karena kebetulan ada keperluan mendesak. Namun ketika sudah terkoneksi, kecepatan rata-rata transfer data sangat lambat dan sungguh menjengkelkan, rata-rata saya hanya mendapat 100 Byte/s - 500 Byte/s. Sungguh, jika Anda ingin melatih kesabaran Anda melalui media tercanggih ini, cobalah gunakan TelkomnetInstan, niscaya Anda akan menjadi sabar. Atau mungkin sebaliknya :D.
Saya tidak tahu, apakah jaringan telpon di jogja ini memang sudah tidak layak lagi untuk mengantarkan data digital diatas sinyal analog, karena memang banyak titik yang harus dilalui. Ataukah memang server gateway telkom yogya yang memang sudah uzur, atau memang bandwidth untuk TelkomNetInstan sudah sangat dibatasi sedemikian rupa, agar layanan TelkomSpeedy bisa tetap mempertahankan kecepatannya :D Maklum hanya dengan Rp 100/menit atau Rp 165/menit, koq ingin dapat cepet he..he..he..
I don't know. Sebab di kota lainpun nyatakan sama, ketika saya mencoba di beberapa kota di jawa tengah. Well, this is my short experience with telkomnetinstan, yang betul-betul instan dengan bandwidth yang instan dan apa adanya. Kapan ya setiap rumah bisa dengan mudah terkoneksi Internet, murah dan cepat. :D Mari kita tidur, dan mimpikan itu...
Saya tidak tahu, apakah jaringan telpon di jogja ini memang sudah tidak layak lagi untuk mengantarkan data digital diatas sinyal analog, karena memang banyak titik yang harus dilalui. Ataukah memang server gateway telkom yogya yang memang sudah uzur, atau memang bandwidth untuk TelkomNetInstan sudah sangat dibatasi sedemikian rupa, agar layanan TelkomSpeedy bisa tetap mempertahankan kecepatannya :D Maklum hanya dengan Rp 100/menit atau Rp 165/menit, koq ingin dapat cepet he..he..he..
I don't know. Sebab di kota lainpun nyatakan sama, ketika saya mencoba di beberapa kota di jawa tengah. Well, this is my short experience with telkomnetinstan, yang betul-betul instan dengan bandwidth yang instan dan apa adanya. Kapan ya setiap rumah bisa dengan mudah terkoneksi Internet, murah dan cepat. :D Mari kita tidur, dan mimpikan itu...
Friday, August 11, 2006
gnome-blog-poster
Today, I have tried to use gnome-blog-poster to post a new my diary at my blogger.com. This is a simple program but give very interesting features to post a new message without open browser.
Saturday, July 29, 2006
Yahoo! Go for Nokia 6600
Yesterday I have installed Yahoo! Go Mobile for Nokia 6600 successfully. Why I mentioned it successful? Because when I tried to install ygo.sis from http://download.go.yahoo.com/sm/ygo/symbian_s60/ygo.sis to my Nokia 6600 always failed. I don't know why. If you have same experience about this, please feel free your comments to this.
You can download this Y!Go for Nokia 6600 in this address:http://download.go.yahoo.com/sm/ygo/symbian_s60/ygo_apac_ns.sis (reported as broken link).
There are another links that you can try to download and install to your nokia S60 phone. Please refer to http://en.wikipedia.org/wiki/Symbian.
VERY IMPORTANT NOTE:
Based on Yahoo! Help web site, they already inform us that Yahoo! Go v1.x service was down since August 20, 2007. The consequence with that is all of the Yahoo! Go v1.x application will go down too. Please refer to Yahoo! FAQ.
You can download this Y!Go for Nokia 6600 in this address:
There are another links that you can try to download and install to your nokia S60 phone. Please refer to http://en.wikipedia.org/wiki/Symbian.
VERY IMPORTANT NOTE:
Based on Yahoo! Help web site, they already inform us that Yahoo! Go v1.x service was down since August 20, 2007. The consequence with that is all of the Yahoo! Go v1.x application will go down too. Please refer to Yahoo! FAQ.
Wednesday, July 19, 2006
Sharing Internet Connection with Firestarter
Today I have configured my FC 5 as router with Firestarter successfully. Firestarter is all-in one Linux firewall utility that make more easier firewall configuration than iptable. Here is what I have done to my FC5 machine. My Linux is part of our intranet and has 2 LAN Cards, one is connected to intranet and the other (eth1) connected to LAN with IP network address 192.168.0.0/24. In that machine, I have already install and running configureable firestarter.
For make more easier firestarter configuration, we can use Firestarter for GNOME which has developed by Tomas Junnonen. With that application, we can configure firewall policy. Here are my policy:
For make more easier firestarter configuration, we can use Firestarter for GNOME which has developed by Tomas Junnonen. With that application, we can configure firewall policy. Here are my policy:
- Inbound traffic policy
- Allow connections from host: 192.168.0.0/24
- Allow service: all of available services with anyone for the source
- Outbound traffic policy
- For restrictive by default
- Allow connections from LAN host: 192.168.0.0/24
- allow service: all of available services
Saturday, July 15, 2006
Drupal
Akhirnya saya sempat juga menyelesaikan web site http://lpps.or.id dengan menggunakan Drupal versi 4.6.5. CMS satu ini memang sangat enak digunakan. Terus terang dari waktu belajar menggunakan sehingga bisa jadi web site sederhana seperti itu, hanya butuh waktu 15 jam. Mungkin waktu yang terlalu lama juga ya untuk belajar CMS. Tapi kalau saya bandingkan dengan Mamboo, CMS Drupal ini lebih ringan dan mudah sekali untuk digunakan. Tidak ada pemrograman sedikitpun dalam pembuatan web site LPPS tersebut, paling hanya mengubah css nya saja sedikit. Saya rekomendasikan Drupal untuk pembangunan web site skala menengah ke bawah yang tidak memerlukan struktur yang komplek.
Monday, July 10, 2006
ATutor
Hari sabtu lalu, tanggl 10 Juli 2006, saya melakukan instalasi program ATutor di http://lecturer.ukdw.ac.id/budsus/Atutor. Pemilihan dari aplikasi ini menurut hemat saya dikarenakan pustaka PHP yang digunakan tidaklah "neko-neko" dan fasilitas serta fungsi yang disediakan oleh sistem ATutor untuk menunjang pelaksanaan e-class sangatlah mencukupi. Nantinya program ATutor ini akan saya gunakan untuk menunjang kelas matakuliah yang saya ajar, antara lain: Pemrograman Perangkat Nirkabel, Pemrograman Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak II dan Pemrograman Multi Proses. Semoga dapat saya manfaatkan secara maksimal.
Saturday, June 24, 2006
autofs di fc5
Ini juga baru saya temukan di FC5, yaitu untuk mounting CD/DVD, tidak lagi membaca file /etc/fstab. Sehingga jika pada /etc/fstab masih terdapat definisi mount device CD/DVD, silahkan dihapus saja.
Untuk di komputer saya sendiri, pada FC3 sebelumnya, saya tambahkan definisi mount untuk partisi VFAT windows dengan parameter noauto, dan partisi windows saya selalu ter-mount otomatis ketika saya masuk ke session. Namun hal tersebut tidak terjadi pada FC5, sehingga saya ubah kembali parameter noauto menjadi auto.
Sekarang CD-RW/DVD dan partisi VFAT saya sudah dapat otomatis ter-mount, dan tidak muncul lagi pesan "You don't have permission!" dari GNOME.
Ada catatan yang lain tentang mount untuk fixed disk dari FC5, silahkan baca di dokumentasinya.
Untuk di komputer saya sendiri, pada FC3 sebelumnya, saya tambahkan definisi mount untuk partisi VFAT windows dengan parameter noauto, dan partisi windows saya selalu ter-mount otomatis ketika saya masuk ke session. Namun hal tersebut tidak terjadi pada FC5, sehingga saya ubah kembali parameter noauto menjadi auto.
Sekarang CD-RW/DVD dan partisi VFAT saya sudah dapat otomatis ter-mount, dan tidak muncul lagi pesan "You don't have permission!" dari GNOME.
Ada catatan yang lain tentang mount untuk fixed disk dari FC5, silahkan baca di dokumentasinya.
tentang pirut dan yumex di FC5
Untuk manajemen package RPM di FC5, pada kenyataannya di awal-awal saya kebingungan, karena ternyata dengan program pirut atau yumex mengandalkan informasi repository dari yum (lihat /etc/yum.repos.d). Sehingga ketika saya tidak terkoneksi dengan Internet, kedua aplikasi tersebut "ngambek" atau tidak mau melakukan proses selanjutnya.
Akhirnya saya mencoba cara lain demikian:
Jika diinginkan untuk update dari Internet, beri tanda # di depan baris-baris informasi repo di file /etc/yum.conf tadi, dan ganti kembali nama direktori /etc/yum.repos.d.FC5 menjadi aslinya, yaitu /etc/yum.repos.d.
Jika Anda terhubung ke Internet harus melalui proxy, pada /etc/yum.conf, tambahkan baris parameter berikut :
proxy=http://IPADDRESS_PROXY:PROXY_PORT
Kemudian, jika Anda tidak dapat melakukan koneksi ke Internet setiap saat, lebih baik untuk manajemen paket RPM di FC5 ini, gunakan alternatif package manager lain. Untuk aplikasi ini saya suka dengan Smart Package Manager yang disediakan oleh Labix.
Demikian hasil percobaan saya hari ini.
Akhirnya saya mencoba cara lain demikian:
- rename direktori /etc/yum.repos.d. Misalnya demikian:
mv /etc/yum.repos.d /etc/yum.repos.d.FC5 - lalu buka file /etc/yum.conf dengan program editor, dan tambahkan baris-baris berikut di baris paling bawah :
[fc5-extras-dvd]
name=Fedora Core $releasever - $basearch
baseurl=file:///media/cdrecorder/IL-062006/extras/fedoracore-5/
enabled=1
gpgcheck=0
[fc5-update-dvd]
name=Fedora Core $releasever - $baseearch
baseurl=file:///media/cdrecorder/IL-062006/update/fedoracore-5/
enabled=1
gpgcheck=0
kedua direktori extras dan updates menunjuk ke DVD yang berisi repos dan rpm daripaket-paket fedora core 5 extras dan update (DVD saya dapatkan dari salah satu majalan Linux di Indonesia). - Lalu jalankan program pirut atau yumex.
Jika diinginkan untuk update dari Internet, beri tanda # di depan baris-baris informasi repo di file /etc/yum.conf tadi, dan ganti kembali nama direktori /etc/yum.repos.d.FC5 menjadi aslinya, yaitu /etc/yum.repos.d.
Jika Anda terhubung ke Internet harus melalui proxy, pada /etc/yum.conf, tambahkan baris parameter berikut :
proxy=http://IPADDRESS_PROXY:PROXY_PORT
Kemudian, jika Anda tidak dapat melakukan koneksi ke Internet setiap saat, lebih baik untuk manajemen paket RPM di FC5 ini, gunakan alternatif package manager lain. Untuk aplikasi ini saya suka dengan Smart Package Manager yang disediakan oleh Labix.
Demikian hasil percobaan saya hari ini.
Friday, June 23, 2006
Upgrade to FC5
Hari ini saya melakukan upgrade dari FC3 ke FC5 di mesin Compaq Presario V1000. Proses upgrade tidak menemui kendala apapun, kecuali saya harus menyediakan ruang penyimpanan yang cukup, sekitar 3 GB untuk proses upgrade ini.
Setelah berhasil boot ke FC5, ada beberapa kendala yang saya temui. Namun beruntung sekali ada Santon Finley yang bekenan berbagi pengalaman instalasi FC5nya.
Setelah berhasil boot ke FC5, ada beberapa kendala yang saya temui. Namun beruntung sekali ada Santon Finley yang bekenan berbagi pengalaman instalasi FC5nya.
Thursday, June 22, 2006
blink
Saat ini saya sedang membaca sebuah buku yang cukup menarik berjudul "blink" versi yang sudah diterjemahkan. Buku ini diterbitkan oleh Gramedia dan sudah masuk ke cetakan ke 4 (mei 2006). Kata Malcolm Gladwell, sang pengarang, bahwa kita bisa menilai sesuai berdasar 2 detik pada pandangan atau pengamatan pertama. Apakah benar?
Saya belum selesai membaca, jika seandainya bisa saya praktekkan, wah menarik sekali pasti. Adakah rekan-rekan lain yang sudah selesai membaca dan punya pengalaman? Bagi-bagi donk...
Saya belum selesai membaca, jika seandainya bisa saya praktekkan, wah menarik sekali pasti. Adakah rekan-rekan lain yang sudah selesai membaca dan punya pengalaman? Bagi-bagi donk...
Thursday, June 08, 2006
StudiEM: Sebuah Program Email Mining
Pada akhirnya program untuk tesisku tentang "Studi Email Mining" boleh saya katakan sudah selesai. Selama pengerjaan hampir 1 tahun ini, banyak sekali kendala yang baru ditemukan selama pengerjaan.
Struktur dokumen email yang notabene seharusnya memiliki kelengkapan struktur minimal untuk header, pada kenyataannya banyak variasi yang ditemui, terutama email-email yang bersifat spam. Untuk hal ini saya harus melakukan cukup lama waktu penelitian, dan setidaknya program StudiEM ini dapat membaca sebuah mailbox berformat MBOX dengan cukup baik.
Prinsip dasar yang telah dituangkan pada produk program StudiEM ini adalah bagaimana menganalisa kumpulan dokumen email dengan menerapkan beberapa konsep data mining dan statistik, sehingga dapat memunculkan beberapa informasi yang mungkin tidak dapat ditampilkan secara langsung dari kumpulan email tersebut.
Spesifikasi Sistem
Beberapa spesifikasi fungsional yang ditawarkan dari program StudiEM ini antara lain:
Program StudiEM ini menggunakan dua bahasa, yaitu Perl dan Java 1.5. Perl saya pilih karena memberikan kemudahan dalam hal parsing terhadap dokumen email. Sehingga modul Perl yang sudah saya kembangkan antara lain memberikan fungsi:
Untuk menunjang fungsi tersebut, saya menggunakan beberapa modul Perl yang sudah disediakan di search.cpan.org, antara lain:
use Mail::MboxParser;
use Mail::Field;
use MIME::Base64;
use MIME::Entity;
use Mail::Address;
use Text::ExtractWords qw(words_list);
use Lingua::Stem::Snowball;
use Lingua::Identify qw(:language_identification);
use List::Util qw(sum);
use URI::Find;
use URI::Find::Schemeless;
use Mail::Thread;
use Email::Date;
use StemID; # ditulis sendiri
use StopWordEN qw(%StopWordEN); # ditulis sendiri
use StopWordID qw(%StopWordID); # ditulis sendiri
use POSIX;
use DBI;
Hasil semua proses yang dilakukan oleh Perl tersebut akan tersimpan dalam database MySQL, yang selanjutnya akan dibaca oleh program StudiEM yang dikembangkan dengan Java 1.5. Alasan menggunakan Java di sistem ini adalah karena Java multiplatform dan sangat mudah dalam pengembangan sebuah aplikasi GUI. Selain itu Java menyediakan banyak sekali pustaka yang sangat mendukung dalam pengolahan dan menampilkan data dalam bentuk visual. Untuk menampilkan grafik visualisasi data, saya menggunakan pustaka Chart2D dari http://chart2d.sourceforge.net
Blok Kerangka Kerja StudiEM
Blok kerangka kerja dari sistem StudiEM ini dapat dilihat pada gambar 1. Dengan skema tersebut, masing-masing proses sebenarnya dapat dikembangkan dalam modul yang terpisah, dan tentu saja untuk pengembangan ke depan, saya dapat menambahkan beberapa modul lain dalam skema StudiEM agar lebih lengkap.
Visualisasi Cluster
Ketika akan melakukan visualisasi dari hasil cluster KMean ke suatu bidang grafik 2D, yang berbasis koordinat cartesian X dan Y, ada kendala yang cukup merepotkan, yaitu bagaimana mewakili sekian banyak atribut (kata) dalam sebuah dokumen dengan hanya 2 nilai. Pada akhirnya, saya menemukan sebuah jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Inderjit S. Dhillon, dan rekan, dalam tulisannya berjudul "Visualizing Class Structure of Multidimensional Data". Dalam tulisannya, Dhillon menawarkan suatu solusi pemetaan dari multidimensi menjadi 2 dimensi dengan cara proyeksi.
Dari fungsi yang diuraikan, pada akhirnya setelah berdiskusi dengan rekan statistik, akhirnya untuk memetakan sebuah data multidimensi menjadi 2 dimensi dengan perhitungan berikut:
Untuk centroid:
dimana j adalah cluster ke j. mj merupakan vector centroid hasil dari proses clustering KMean. Nilai w merupakan vector konstandengan syarat berikut:
Dengan syarat tersebut, agar dapat mencapai nilai maksimal, akhirnya nilai W saya isi dengan:
Untuk masing-masing dokumen xi, saya menerapkan sama seperti untuk centroid.
Untuk memvisualisasi hasil koordinat X dan Y tersebut ke Java, saya menggunakan pustaka jChart2D dari http://jchart2d.sourceforge.net.
Visualisasi Clique
Dengan User Clique kita dapat mengetahui kelompok-kelompok komunikasi yang dapat ditemukan dari kumpulan email seorang user. Pada sistem StudiEM, saya mencoba mengelompokkan berdasar header FROM, TO dan CC. Sedangkan untuk hubungan antar clique, saya menerapkan sebagai berikut: pengirim dari clique A, apakah ada pada clique lain sebagai penerima? jika ya, maka hubungan akan dibentuk.
Pendekatan dalam pembentukan suatu clique, saya dasarkan pada jurnal "Detecting Viral Propagations Using Email Behavior Profiles" yang ditulis oleh Salvatore J. Stolfo, dan rekan-rekan yang juga mengembangkan sebuah sistem Email Mining yang disebut EMT (Email Mining Toolkit).
Satu clique, dalam hal ini, saya batasi minimal terdapat 4 pemakai, agar visualisasi dapat lebih baik hasilnya, karena tidak terlalu banyak node yang tergambar. Selain itu dengan minimal 4 pemakai dalam satu clique, sebenarnya sudah dapat dilihat kelompok-kelompok komunikasi yang terbentuk.
Untuk melakukan visualisasi ini, saya menggunakan pustaka prefuse dari http://prefuse.sf.net.
Hasil Program
Masih ada banyak kekurangan dalam sistem StudiEM ini, salah satunya adalah masih perlunya dilakukan optimasi terhadap algoritma agar dapat memproses lebih cepat dengan kebutuhan memori yang lebih sedikit.
Pada dasarnya, clustering dengan KMean cenderung dimungkinkan membentuk sebuah cluster yang memiliki jumlah dokumen lebih banyak daripada cluster yang lainnya. Sehingga, perlu dilakukan optimasi algoritma KMean dan jika dimungkinkan menambahkan beberapa algoritma clustering lainnya sebagai alternatif.
Secara umum sistem StudiEM, dapat digunakan untuk menganalisa sekumpulan dokumen Email dengan memberikan beberapa fungsi yang sekiranya sudah mencukupi untuk kebutuhan sebuah "penambangan emas" dalam tumpukan email.
Snapshoot
Berikut ini beberapa contoh tangkapan tampilan di layar yang dihasilkan oleh sistem Studi EM.
Load Data/Dokumen MBOX dan tampilan Email Thread
Arsip Email hasil ekstraksi
Pencarian Dokumen Email
Grafik-grafik
Hasil Clustering KMean
Visualisasi Clique
Struktur dokumen email yang notabene seharusnya memiliki kelengkapan struktur minimal untuk header, pada kenyataannya banyak variasi yang ditemui, terutama email-email yang bersifat spam. Untuk hal ini saya harus melakukan cukup lama waktu penelitian, dan setidaknya program StudiEM ini dapat membaca sebuah mailbox berformat MBOX dengan cukup baik.
Prinsip dasar yang telah dituangkan pada produk program StudiEM ini adalah bagaimana menganalisa kumpulan dokumen email dengan menerapkan beberapa konsep data mining dan statistik, sehingga dapat memunculkan beberapa informasi yang mungkin tidak dapat ditampilkan secara langsung dari kumpulan email tersebut.
Spesifikasi Sistem
Beberapa spesifikasi fungsional yang ditawarkan dari program StudiEM ini antara lain:
- menyediakan informasi sosial (kelompok-kelompok pemakai, disebut user clique, dan juga jaringan sosial dalam kumpulan email),
- menyaring beberapa informasi penting dari masing-masing dokumen email, seperti catatan waktu, informasi URI, Attachment, dan juga nomor telepon,
- menghasilkan struktur tree terhadap email thread,
- pencarian terhadap kumpulan dokumen email,
- visualisasi dalam bentuk grafik statistik terhadap beberapa informasi seperti penyebaran jumlah dan ukuran email, pengelompokan ukuran email, 20 pengirim dan penerima yang sering melakukan transaksi,
- menyediakan informasi mailing list yang diikuti, berdasar header list-id, sekaligus menampilkan tanggal pertama mendapatkan email dari milist tersebut, dan juga tanggal terakhir user mem-post email ke milist, dan juga jumlah email dari masing-masing milist,
- memberikan fungsi pengelompokan (clustering) dokumen email berdasar bobot kata dari masing-masing dokumen email dengan menggunakan algoritma K-Means (dalam sistem ini disediakan mekanisme penentuan centroid cluster awal baik secara randomize ataupun secara manual user dapat memilih sendiri dokumen email yang akan jadi centroid awalnya),
- dalam proses pembentukan vector kata dan pembobotan, saya tidak menerapkan analisa grammar terhadap tiap-tiap kalimat dalam dokumen email.
Program StudiEM ini menggunakan dua bahasa, yaitu Perl dan Java 1.5. Perl saya pilih karena memberikan kemudahan dalam hal parsing terhadap dokumen email. Sehingga modul Perl yang sudah saya kembangkan antara lain memberikan fungsi:
- proses ekstraksi file MBOX. Hasil dari proses ini adalah akan menghasilkan suatu data yang lebih terstruktur yang tersimpan dalam database MySQL, baik terhadap header email, body email, informasi header attachment (content attactment tidak disimpan), ekstraksi informasi nomor telepon, URI, milist, dan catatan waktu,
- proses parsing terhadap subject dan body email, untuk menghasilkan sebuah bag of words yang masing-masing katanya diberikan suatu nilai bobot TF/IDF, baik kata dalam satu dokumen maupun bobot kata terhadap corpus (seluruh dokumen email),
- menyediakan fungsi transformasi teks, yaitu membuang kata-kata yang bersifat umum (word stop-list), mencari suku kata dari tiap kata (dengan porter stemming, baik untuk bahasa indonesia maupun ingris),
- dari kedua fungsi terakhir tersebut, akan dihasilkan sebuah tabel Term Vector sebagai basis index untuk pencarian dokumen email dan juga untuk analisa cluster,
- menyiapkan beberapa data yang menunjang proses clustering dokumen email, antara lain melakukan features selection dengan cara memilih 30 kata dari masing-masing dokumen email yang memiliki TF/IDF global terbesar.
Untuk menunjang fungsi tersebut, saya menggunakan beberapa modul Perl yang sudah disediakan di search.cpan.org, antara lain:
use Mail::MboxParser;
use Mail::Field;
use MIME::Base64;
use MIME::Entity;
use Mail::Address;
use Text::ExtractWords qw(words_list);
use Lingua::Stem::Snowball;
use Lingua::Identify qw(:language_identification);
use List::Util qw(sum);
use URI::Find;
use URI::Find::Schemeless;
use Mail::Thread;
use Email::Date;
use StemID; # ditulis sendiri
use StopWordEN qw(%StopWordEN); # ditulis sendiri
use StopWordID qw(%StopWordID); # ditulis sendiri
use POSIX;
use DBI;
Hasil semua proses yang dilakukan oleh Perl tersebut akan tersimpan dalam database MySQL, yang selanjutnya akan dibaca oleh program StudiEM yang dikembangkan dengan Java 1.5. Alasan menggunakan Java di sistem ini adalah karena Java multiplatform dan sangat mudah dalam pengembangan sebuah aplikasi GUI. Selain itu Java menyediakan banyak sekali pustaka yang sangat mendukung dalam pengolahan dan menampilkan data dalam bentuk visual. Untuk menampilkan grafik visualisasi data, saya menggunakan pustaka Chart2D dari http://chart2d.sourceforge.net
Blok Kerangka Kerja StudiEM
Blok kerangka kerja dari sistem StudiEM ini dapat dilihat pada gambar 1. Dengan skema tersebut, masing-masing proses sebenarnya dapat dikembangkan dalam modul yang terpisah, dan tentu saja untuk pengembangan ke depan, saya dapat menambahkan beberapa modul lain dalam skema StudiEM agar lebih lengkap.
Visualisasi Cluster
Ketika akan melakukan visualisasi dari hasil cluster KMean ke suatu bidang grafik 2D, yang berbasis koordinat cartesian X dan Y, ada kendala yang cukup merepotkan, yaitu bagaimana mewakili sekian banyak atribut (kata) dalam sebuah dokumen dengan hanya 2 nilai. Pada akhirnya, saya menemukan sebuah jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Inderjit S. Dhillon, dan rekan, dalam tulisannya berjudul "Visualizing Class Structure of Multidimensional Data". Dalam tulisannya, Dhillon menawarkan suatu solusi pemetaan dari multidimensi menjadi 2 dimensi dengan cara proyeksi.
Dari fungsi yang diuraikan, pada akhirnya setelah berdiskusi dengan rekan statistik, akhirnya untuk memetakan sebuah data multidimensi menjadi 2 dimensi dengan perhitungan berikut:
Untuk centroid:
dimana j adalah cluster ke j. mj merupakan vector centroid hasil dari proses clustering KMean. Nilai w merupakan vector konstandengan syarat berikut:
Dengan syarat tersebut, agar dapat mencapai nilai maksimal, akhirnya nilai W saya isi dengan:
Untuk masing-masing dokumen xi, saya menerapkan sama seperti untuk centroid.
Untuk memvisualisasi hasil koordinat X dan Y tersebut ke Java, saya menggunakan pustaka jChart2D dari http://jchart2d.sourceforge.net.
Visualisasi Clique
Dengan User Clique kita dapat mengetahui kelompok-kelompok komunikasi yang dapat ditemukan dari kumpulan email seorang user. Pada sistem StudiEM, saya mencoba mengelompokkan berdasar header FROM, TO dan CC. Sedangkan untuk hubungan antar clique, saya menerapkan sebagai berikut: pengirim dari clique A, apakah ada pada clique lain sebagai penerima? jika ya, maka hubungan akan dibentuk.
Pendekatan dalam pembentukan suatu clique, saya dasarkan pada jurnal "Detecting Viral Propagations Using Email Behavior Profiles" yang ditulis oleh Salvatore J. Stolfo, dan rekan-rekan yang juga mengembangkan sebuah sistem Email Mining yang disebut EMT (Email Mining Toolkit).
Satu clique, dalam hal ini, saya batasi minimal terdapat 4 pemakai, agar visualisasi dapat lebih baik hasilnya, karena tidak terlalu banyak node yang tergambar. Selain itu dengan minimal 4 pemakai dalam satu clique, sebenarnya sudah dapat dilihat kelompok-kelompok komunikasi yang terbentuk.
Untuk melakukan visualisasi ini, saya menggunakan pustaka prefuse dari http://prefuse.sf.net.
Hasil Program
Masih ada banyak kekurangan dalam sistem StudiEM ini, salah satunya adalah masih perlunya dilakukan optimasi terhadap algoritma agar dapat memproses lebih cepat dengan kebutuhan memori yang lebih sedikit.
Pada dasarnya, clustering dengan KMean cenderung dimungkinkan membentuk sebuah cluster yang memiliki jumlah dokumen lebih banyak daripada cluster yang lainnya. Sehingga, perlu dilakukan optimasi algoritma KMean dan jika dimungkinkan menambahkan beberapa algoritma clustering lainnya sebagai alternatif.
Secara umum sistem StudiEM, dapat digunakan untuk menganalisa sekumpulan dokumen Email dengan memberikan beberapa fungsi yang sekiranya sudah mencukupi untuk kebutuhan sebuah "penambangan emas" dalam tumpukan email.
Snapshoot
Berikut ini beberapa contoh tangkapan tampilan di layar yang dihasilkan oleh sistem Studi EM.
Load Data/Dokumen MBOX dan tampilan Email Thread
Arsip Email hasil ekstraksi
Pencarian Dokumen Email
Grafik-grafik
Hasil Clustering KMean
Visualisasi Clique
Tuesday, May 30, 2006
Bluetooth di Fedora Core 3
Sedikit tentang bluetooth
Bluetooth (http://www.bluetooth.com) adalah suatu standar spesifikasi yang mendefinisikan bagaimana telepon bergerak, komputer dan personal digital assistant (PDA) dapat dengan mudah terinterkoneksi satu dengan lainnya dengan koneksi tanpa kabel.
Sebuah perangkat bluetooth membutuhkan suatu chip tranceiver, yang masing-masing memiliki alamat fisik sepanjang 48 bit. Transceiver akan melakukan pengiriman dan penerimaan data/suara pada band frekuensi ISM (Industrial, Science, Medical) 2.4 GHz.
Asal muasal ide ini diprakarsai oleh Ericsson pada tahun 1994, yang melihat ketidak-efisiensian dalam komunikasi antara handphone dengan PDA.
Karena dipandang baik, tahun 1998, antara Ericsson, IBM, Nokia, dan Toshiba, membentuk Bluetooth Special Interest Group (SIG).
Nama Bluetooth sebenarnya diambil dari nama raja Viking, Harald Blaatand (Bluetooth) II, yang berhasil menyatukan Denmark dan Norwegia, juga dengan "tanpa kabel" :).
Bluetooth di Linux
Untuk dapat mendukung bluetooth, kernel GNU/Linux harus juga mengenal protokol bluetooth.
Ada beberapa module/driver protokol bluetooth yang dapat kita pasangkan untuk kernel GNU/Linux, antara lain :
# rpm -qa | grep bluez
bluez-hcidump-1.11-1
bluez-utils-2.10-2
bluez-libs-2.10-2
bluez-pin-0.23-3
bluez-bluefw-1.0-6
Berikutnya, Anda dapat memeriksa apakah perangkat bluetooth yang terpasang pada port USB sudah dikenal kernel GNU/Linux atau belum, dengan menggunakan perintah berikut (loginlah sebagai root):
# lsmod | grep bluetooth
contoh hasilnya adalah:
# lsmod | grep bluetooth
bluetooth 46917 7 rfcomm,l2cap,hci_usb
Tugas kernel untuk menyediakan kebutuhan driver dan protokol bluetooth sudah cukup, selanjutnya kita membutuhkan suatu daemon yang membantu mengontrol pemakaian perangkat bluetooth.
Modul hci_usb adalah perangkat usb bluetooth kita, l2cap adalah protokol lapisan data link, dan rfcomm adalah protokol lapisan middleware dari arsitektur protokol bluetooth.
Sehingga dengan demikian keseluruhan lapisan inti protokol bluetooth sudah terpenuhi. Pada beberapa distro lain, nama modul mungkin tetap bluez, bukan bluetooth seperti di atas.
Pada FC3 sudah tersedia script di /etc/init.d/bluetooth, yang akan menjalankan paling tidak dua daemon, yaitu
hciconfig -a
Memanfaatkan Modem Bluetooth pada ponsel
Untuk meminta layanan DUN ini, kita harus mengatur parameter hcid yang tersimpan di /etc/bluetooth/hcid.conf.
# minicom -s
<enter><enter>
<pilih menu serial port setup>
<tekan a>
<ubah serial device manjadi >
<enter>
<enter>
<pilih menu exit>
<ada proses inisialisasi modem>
AT S7=45 S0=0 L1 V1 X4 &c1 E1 Q0
OK
ATDTno_telp_yg_ingin_dicall
<contoh: atdt021238xxx>
<jika telp yg dituju berdering berarti modem ok>
<tekan ax lalu jawab yes>
edit file /etc/wvdial.conf, dan tambahkan contoh definisi koneksi PPP berikut
[Modem0]
Modem = /dev/rfcomm0
Baud = 57600
SetVolume = 0
Dial Command = ATDT
Init1 = ATZ
Init3 = ATM0
FlowControl = CRTSCTS
[Dialer IM3]
Username = gprs
Password = im3
Phone = *99#
Stupid Mode = 1
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Init3 = AT+CGDCONT=1,"IP","www.indosat-m3.net","",0,0
Inherits = Modem0
Mencoba DUN
bemused
bemused merupakan program yang memberikan layanan kontrol sederhana terhadap xmms melalui ponsel. Silahkan mengunjungi: http://bemused.sourceforge.net
OBEX di gnome
Untuk penerapan OBEX di gnome secara umum sangat mudah untuk diterapkan.
Aplikasi :
gnokii
Gnokii merupakan driver modem/fax untuk perangkat ponsel. gnokii sejak awal dirancang untuk perangkat Nokia
gnokii-0.6.4-1.1.fc3.rf
gnokii-gui-0.6.4-1.1.fc3.rf
gnokii-devel-0.6.4-1.1.fc3.rf
port = 00:0E:6D:FB:48:8A # bth addr ponsel
rfcomm_channel = 13 # channel dari gnapplet
model = series60 # model S60
connection = bluetooth
serial_baudrate = 19200
[gnokiid]
bindir = /usr/sbin
Bluetooth (http://www.bluetooth.com) adalah suatu standar spesifikasi yang mendefinisikan bagaimana telepon bergerak, komputer dan personal digital assistant (PDA) dapat dengan mudah terinterkoneksi satu dengan lainnya dengan koneksi tanpa kabel.
Sebuah perangkat bluetooth membutuhkan suatu chip tranceiver, yang masing-masing memiliki alamat fisik sepanjang 48 bit. Transceiver akan melakukan pengiriman dan penerimaan data/suara pada band frekuensi ISM (Industrial, Science, Medical) 2.4 GHz.
Asal muasal ide ini diprakarsai oleh Ericsson pada tahun 1994, yang melihat ketidak-efisiensian dalam komunikasi antara handphone dengan PDA.
Karena dipandang baik, tahun 1998, antara Ericsson, IBM, Nokia, dan Toshiba, membentuk Bluetooth Special Interest Group (SIG).
Nama Bluetooth sebenarnya diambil dari nama raja Viking, Harald Blaatand (Bluetooth) II, yang berhasil menyatukan Denmark dan Norwegia, juga dengan "tanpa kabel" :).
Bluetooth di Linux
Untuk dapat mendukung bluetooth, kernel GNU/Linux harus juga mengenal protokol bluetooth.
Ada beberapa module/driver protokol bluetooth yang dapat kita pasangkan untuk kernel GNU/Linux, antara lain :
- OpenBT (http://developer.axis.com/software/bluetooth/),
- BlueZ (http://bluez.sourceforge.net/),
- BlueDrekar (http://www.alphaWorks.ibm.com/tech/bluedrekar).
# rpm -qa | grep bluez
bluez-hcidump-1.11-1
bluez-utils-2.10-2
bluez-libs-2.10-2
bluez-pin-0.23-3
bluez-bluefw-1.0-6
Berikutnya, Anda dapat memeriksa apakah perangkat bluetooth yang terpasang pada port USB sudah dikenal kernel GNU/Linux atau belum, dengan menggunakan perintah berikut (loginlah sebagai root):
# lsmod | grep bluetooth
contoh hasilnya adalah:
# lsmod | grep bluetooth
bluetooth 46917 7 rfcomm,l2cap,hci_usb
Tugas kernel untuk menyediakan kebutuhan driver dan protokol bluetooth sudah cukup, selanjutnya kita membutuhkan suatu daemon yang membantu mengontrol pemakaian perangkat bluetooth.
Modul hci_usb adalah perangkat usb bluetooth kita, l2cap adalah protokol lapisan data link, dan rfcomm adalah protokol lapisan middleware dari arsitektur protokol bluetooth.
Sehingga dengan demikian keseluruhan lapisan inti protokol bluetooth sudah terpenuhi. Pada beberapa distro lain, nama modul mungkin tetap bluez, bukan bluetooth seperti di atas.
Pada FC3 sudah tersedia script di /etc/init.d/bluetooth, yang akan menjalankan paling tidak dua daemon, yaitu
- hcid (Bluetooth Host Controller Interface Daemon)
- sdpd (memungkinkan perangkat bluetooth untuk terkoneksi dengan perangkat bluetooth lain).
hciconfig -a
Memanfaatkan Modem Bluetooth pada ponsel
Untuk meminta layanan DUN ini, kita harus mengatur parameter hcid yang tersimpan di /etc/bluetooth/hcid.conf.
- security auto;
- maksudnya, pin untuk koneksi akan otomatis berdasar pin lokal di /etc/bluetooth/pin. Buat dengan:
- # echo “12345” > /etc/bluetooth/pin
- security user;
- pin_helper /usr/bin/bluez-pin;
- jika Anda ingin agar pemakai selalu memasukkan pin ketika ada konfirmasi otentikasi
- Aktifkan layanan bluetooth di ponsel Anda
- Pada console, ketikkan: (*#2820#)
- Cobalah melakukan ping dengan protokol l2cap :
- selanjutnya kita akan membuat koneksi untuk protokol rfcomm :
# minicom -s
<enter><enter>
<pilih menu serial port setup>
<tekan a>
<ubah serial device manjadi >
<enter>
<enter>
<pilih menu exit>
<ada proses inisialisasi modem>
AT S7=45 S0=0 L1 V1 X4 &c1 E1 Q0
OK
ATDTno_telp_yg_ingin_dicall
<contoh: atdt021238xxx>
<jika telp yg dituju berdering berarti modem ok>
<tekan ax lalu jawab yes>
edit file /etc/wvdial.conf, dan tambahkan contoh definisi koneksi PPP berikut
[Modem0]
Modem = /dev/rfcomm0
Baud = 57600
SetVolume = 0
Dial Command = ATDT
Init1 = ATZ
Init3 = ATM0
FlowControl = CRTSCTS
[Dialer IM3]
Username = gprs
Password = im3
Phone = *99#
Stupid Mode = 1
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Init3 = AT+CGDCONT=1,"IP","www.indosat-m3.net","",0,0
Inherits = Modem0
Mencoba DUN
- Coba lakukan dialup:
- Jika sudah tersambung, pada ponsel Anda, icon GPRS akan aktif. Selanjutnya, selamat menikmati Internet
- Anda dapat memutus koneksi dengan cara menghentikan wvdial. Misal, pada console dimana wvdial aktif, silahkan tekan CTRL-C.
- lakukan release rfcomm dengan cara :
bemused
bemused merupakan program yang memberikan layanan kontrol sederhana terhadap xmms melalui ponsel. Silahkan mengunjungi: http://bemused.sourceforge.net
- Download bemused Symbian60, dan install ke ponsel Anda.
- Download bemused server for Linux
- Ekstrak bemusedlinuxserver1.73.tar.gz
- Konfigurasi besumed dari file bemused.conf
- Copy file bemused.conf ke /etc
- Buat rfcomm2:
- Jalankan bemusedlinuxserver
OBEX di gnome
Untuk penerapan OBEX di gnome secara umum sangat mudah untuk diterapkan.
Aplikasi :
- gnome-obex-server dan gnome-bluetooth-manager
gnokii
Gnokii merupakan driver modem/fax untuk perangkat ponsel. gnokii sejak awal dirancang untuk perangkat Nokia
- Seri 6100 (6110/5110), seri 7110 (7110/6210) , dan seri 6510 (6310/6510).
- Nokia 7110/6210/6250/6310(i)/6510/8210/9210/7650/3650,
- Siemens S25/SL45i/C55/M55/S55,
- Ericsson T39, SonyEricsson T68i,
- Bosch 908/909
- Motorola Timeport P7389i and C350.
- gnokiid: membuat suatu modem virtual untuk ponsel Nokia portable. Akan dibuat file /dev/gnokii secara otomatis oleh mgnokiidev ketika gnokiid dijalankan. Dengan file tersebut kita dapat mengkonfigurasi PPP untuk dialup dengan memanfaatkan ponsel.
- gnokii / xgnokii. xgnokii merupakan user interface untuk gnokii yang memberikan fasilitas untuk sms, contact dan calendar
gnokii-0.6.4-1.1.fc3.rf
gnokii-gui-0.6.4-1.1.fc3.rf
gnokii-devel-0.6.4-1.1.fc3.rf
- Setelah instalasi, install gnapplet.sis ke ponsel Anda yang telah disediakan di /usr/share/doc/gnokii-0.6.4/
- Buat file /etc/gnokiirc, yang berisi:
port = 00:0E:6D:FB:48:8A # bth addr ponsel
rfcomm_channel = 13 # channel dari gnapplet
model = series60 # model S60
connection = bluetooth
serial_baudrate = 19200
[gnokiid]
bindir = /usr/sbin
- program xgnokii akan muncul pada menu FootGnome > Accessories > Gnokii Mobile Manager
- sebelum menjalankan program xgnokii, jalankan dulu gnapplet pada ponsel Anda, kemudian sebelum 30 detik waktu tunggu dari gnapplet habis, segeralah jalankan xgnokii.
Tuesday, May 23, 2006
Workshop UML
Tanggal 14-15 Mei yang lalu, saya berkesempatan untuk mengisi acara workshop "Visual Modelling with UML" yang diadakan di UPN Yogyakarta.
Materi yang saya sampaikan kurang lebih seputar pemahaman tentang UML, sintak dan semantiknya, pemakaian diagram-diagram UML, dan pemakaian program Rational Rose 2002.
Secara prinsip berjalan baik, hanya saja tidak banyak yang tertarik dengan materi UML ini. Inilah sebetulnya yang ingin saya utarakan tentang pemahaman UML bagi kita semua:
1. UML merupakan standard untuk bahasa pemodelan, secara khusus pemodelan sistem. Oleh karena ini bahasa pemodelan, maka semua kita bisa mempelajarinya, seperti pengetahuan yang lain. Jika semua bisa mempelajarinya, maka tiap orang dapat menggunakan UML untuk pemodelan sistem apa saja yang mereka kuasai.
2. Di lingkungan sekolahan kita di sini, saya rasakan penekanan untuk penguasaan pemodelan ini masih kurang. Apalagi tentang dokumentasi sistem. Jadi mungkin, saya mengusulkan untuk pembelajaran tentang bahasa pemodelan ini harus terus di tekankan. Setahu saya, orang dokumenter bisa menjadi suatu profesi tersendiri, yang mungkin saat ini masih banyak yang dilakukan dengan sistem kontrak.
3. UML merupakan bahasa pemodelan yang universal.
Demikian tulisan saya hari in.
Materi yang saya sampaikan kurang lebih seputar pemahaman tentang UML, sintak dan semantiknya, pemakaian diagram-diagram UML, dan pemakaian program Rational Rose 2002.
Secara prinsip berjalan baik, hanya saja tidak banyak yang tertarik dengan materi UML ini. Inilah sebetulnya yang ingin saya utarakan tentang pemahaman UML bagi kita semua:
1. UML merupakan standard untuk bahasa pemodelan, secara khusus pemodelan sistem. Oleh karena ini bahasa pemodelan, maka semua kita bisa mempelajarinya, seperti pengetahuan yang lain. Jika semua bisa mempelajarinya, maka tiap orang dapat menggunakan UML untuk pemodelan sistem apa saja yang mereka kuasai.
2. Di lingkungan sekolahan kita di sini, saya rasakan penekanan untuk penguasaan pemodelan ini masih kurang. Apalagi tentang dokumentasi sistem. Jadi mungkin, saya mengusulkan untuk pembelajaran tentang bahasa pemodelan ini harus terus di tekankan. Setahu saya, orang dokumenter bisa menjadi suatu profesi tersendiri, yang mungkin saat ini masih banyak yang dilakukan dengan sistem kontrak.
3. UML merupakan bahasa pemodelan yang universal.
Demikian tulisan saya hari in.
Monday, May 15, 2006
Pentingnya Pendidikan Open Source
Untuk mendukung persiapan sumber daya manusia yang menguasai open source software di wilayah Asia, CICC (Center of the International Cooperation for Computerization) perwakilan Singapore, telah mengadakan workshop yang bertema Asia Open Source Software di Singapura pada tanggal 25 – 30 Juli 2005 yang diikuti oleh 42 peserta dari 11 negara Asian. Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersiapkan tenaga pengajar profesional yang mampu membagikan keahlian seputar open source
software kepada masyarakat lain di negaranya masing-masing.
Materi-materi yang disampaikan tidak hanya meninjau dari teknik administrasi dan pemakaian open source software, namun juga menyentuh isu-isu seputar legalisasi (lisensi) dari produk-produk open source software dan contoh model kurikulum keahlian (skill set) open source.
Berdasar hasil diskusi pada acara tersebut, secara umum pemerintah di setiap negara Asian, termasuk Indonesia, memiliki semangat dan harapan untuk penerapan open source software. Secara khusus di Indonesia, semangat pemerintah telah dibuktikan dengan mencanangkan program IGOS (Indonesian Go Open Source) pada Juli 2004. Dan pada tahun 2005 ini, pemerintah mewujudnyatakan program tersebut dengan menyebarkan distro Linux Merdeka secara gratis, selain berbagai kegiatan workshop, seminar dan simposium untuk menunjang program IGOS.
Produk-produk dari gerakan open source, tidak hanya akan memberikan keuntungan efisiensi dan penghematan, namun juga dapat menjadi suatu cermin kemandirian negara kita dalam pengembangan suatu produk perangkat lunak yang dikerjakan oleh seluruh anak bangsa sebagai satu kesatuan komunitas yang saling terbuka. Sebenarnya, pemerintah menyadari hal tersebut. Untuk itu dimulailah pengembangan distro Linux hasil karya anak bangsa yang diberi judul WinBi (http://www.software-ri.or.id/winbi), walaupun terkesan tersendat-sendat oleh karena berbagai alasan.
Cukup membanggakan, bahwa negara kita juga peduli dengan gerakan open source software. Hanya saja, akan lebih baik jika pemerintah kita memiliki suatu cetakan biru rencana pembangunan infrastruktur teknologi informasi secara nasional yang baru, mengingat sampai saat ini gema Nusantara 21 semakin tenggelam diterpa berbagai kasus yang menimpa negara kita tercinta ini.
Gaung distro WinBi “buatan dalam negeri” inipun, saat ini tidak sehiruk pikuk seperti beberapa bulan lalu ketika isu razia pemakaian software ilegal marak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita belum mengerti dan belum siap menerima produk Linux dan open source software lain. Contoh yang sederhana saja, ketika sebuah warnet beralih ke Linux, tiba-tiba dalam beberapa hari sepi pengunjung. Usut punya usut, alasan terbanyak adalah karena pengunjung tidak bisa menggunakan Linux. Wow, begitu mendalamnya kekuatan produk komersial, seperti Microsoft Windows, ditengah-tengah masyarakat kita.
Sebenarnya permasalahan tersebut tidak hanya di Indonesia. Dari diskusi pada saat kegiatan workshop Asia OSS tersebut, di beberapa negara Asian pun terjadi hal serupa. Sekali lagi dalam pembahasan open source software ini, tidaklah menyangkut apakah gratis atau membayar, namun yang terpenting adalah open source memiliki semangat gerakan yang terbuka dan adanya kebersamaan dalam membangun sesuatu. Penulis berpendapatan hal itulah yang terpenting.
Salah satu strategi agar budaya open source ini melekat di masyarakat kita, dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pendidikan, baik melalui media cetak, elektronik, di sekolah, warnet atau dimanapun yang memungkinkan, selain terus menumbuhkan kebiasaan dalam pemanfaatan produk open source. Semisal, di dalam setiap kampus, disediakan beberapa terminal akses internet yang menggunakan produk open source software. Dan sangat dimungkinkan jika dibuat beberapa subyek matakuliah/mata pelajaran, baik di tingkat SMU/SMK ataupun di perguruan tinggi, tentang skill set yang dibutuhkan untuk mempersiapkan seseorang memasuki lingkungan gerakan open source. Dan patut kita banggakan bahwa semuanya itu sudah tertuang dalam strategi, action plan dan deklarasi bersama IGOS (http://www.igos.web.id).
Terakhir yang tidak kalah penting adalah ketrampilan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal ini perlu, mengingat komunitas open source melibatkan semua pihak, tidak pandang usia, jenis kelamin, ataupun dari negara mana.
software kepada masyarakat lain di negaranya masing-masing.
Materi-materi yang disampaikan tidak hanya meninjau dari teknik administrasi dan pemakaian open source software, namun juga menyentuh isu-isu seputar legalisasi (lisensi) dari produk-produk open source software dan contoh model kurikulum keahlian (skill set) open source.
Berdasar hasil diskusi pada acara tersebut, secara umum pemerintah di setiap negara Asian, termasuk Indonesia, memiliki semangat dan harapan untuk penerapan open source software. Secara khusus di Indonesia, semangat pemerintah telah dibuktikan dengan mencanangkan program IGOS (Indonesian Go Open Source) pada Juli 2004. Dan pada tahun 2005 ini, pemerintah mewujudnyatakan program tersebut dengan menyebarkan distro Linux Merdeka secara gratis, selain berbagai kegiatan workshop, seminar dan simposium untuk menunjang program IGOS.
Produk-produk dari gerakan open source, tidak hanya akan memberikan keuntungan efisiensi dan penghematan, namun juga dapat menjadi suatu cermin kemandirian negara kita dalam pengembangan suatu produk perangkat lunak yang dikerjakan oleh seluruh anak bangsa sebagai satu kesatuan komunitas yang saling terbuka. Sebenarnya, pemerintah menyadari hal tersebut. Untuk itu dimulailah pengembangan distro Linux hasil karya anak bangsa yang diberi judul WinBi (http://www.software-ri.or.id/winbi), walaupun terkesan tersendat-sendat oleh karena berbagai alasan.
Cukup membanggakan, bahwa negara kita juga peduli dengan gerakan open source software. Hanya saja, akan lebih baik jika pemerintah kita memiliki suatu cetakan biru rencana pembangunan infrastruktur teknologi informasi secara nasional yang baru, mengingat sampai saat ini gema Nusantara 21 semakin tenggelam diterpa berbagai kasus yang menimpa negara kita tercinta ini.
Gaung distro WinBi “buatan dalam negeri” inipun, saat ini tidak sehiruk pikuk seperti beberapa bulan lalu ketika isu razia pemakaian software ilegal marak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita belum mengerti dan belum siap menerima produk Linux dan open source software lain. Contoh yang sederhana saja, ketika sebuah warnet beralih ke Linux, tiba-tiba dalam beberapa hari sepi pengunjung. Usut punya usut, alasan terbanyak adalah karena pengunjung tidak bisa menggunakan Linux. Wow, begitu mendalamnya kekuatan produk komersial, seperti Microsoft Windows, ditengah-tengah masyarakat kita.
Sebenarnya permasalahan tersebut tidak hanya di Indonesia. Dari diskusi pada saat kegiatan workshop Asia OSS tersebut, di beberapa negara Asian pun terjadi hal serupa. Sekali lagi dalam pembahasan open source software ini, tidaklah menyangkut apakah gratis atau membayar, namun yang terpenting adalah open source memiliki semangat gerakan yang terbuka dan adanya kebersamaan dalam membangun sesuatu. Penulis berpendapatan hal itulah yang terpenting.
Salah satu strategi agar budaya open source ini melekat di masyarakat kita, dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pendidikan, baik melalui media cetak, elektronik, di sekolah, warnet atau dimanapun yang memungkinkan, selain terus menumbuhkan kebiasaan dalam pemanfaatan produk open source. Semisal, di dalam setiap kampus, disediakan beberapa terminal akses internet yang menggunakan produk open source software. Dan sangat dimungkinkan jika dibuat beberapa subyek matakuliah/mata pelajaran, baik di tingkat SMU/SMK ataupun di perguruan tinggi, tentang skill set yang dibutuhkan untuk mempersiapkan seseorang memasuki lingkungan gerakan open source. Dan patut kita banggakan bahwa semuanya itu sudah tertuang dalam strategi, action plan dan deklarasi bersama IGOS (http://www.igos.web.id).
Terakhir yang tidak kalah penting adalah ketrampilan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal ini perlu, mengingat komunitas open source melibatkan semua pihak, tidak pandang usia, jenis kelamin, ataupun dari negara mana.
Thursday, March 30, 2006
Searching for "Finding Clique" material
About two days, I have search for some materials that can support me for finding clique based on the activities and relationship between users from email inbox and sent box.
Here is some links that I hope can help to give me undernstanding about finding clique algorithm from a graph:
The Algorihtm Design Manual
http://www2.toki.or.id/book/AlgDesignManual/BOOK/BOOK/BOOK.HTM
Clique (a short description from Wikipedia)
http://en.wikipedia.org/wiki/Clique_(graph_theory)
An Algorithm for Finding a Maximum Clique in a Graph
http://citeseer.ifi.unizh.ch/wood97algorithm.html
Finding a maxium clique in an arbitrary graph
http://citeseer.ifi.unizh.ch/context/30329/0
The idea of this work is based on EMT Research from University of Columbia. This research is very great for determine viral propagation based on user behaviour. You can visit and take a look for more detail at http://www1.cs.columbia.edu/ids/emt/.
Here is some links that I hope can help to give me undernstanding about finding clique algorithm from a graph:
The Algorihtm Design Manual
http://www2.toki.or.id/book/AlgDesignManual/BOOK/BOOK/BOOK.HTM
Clique (a short description from Wikipedia)
http://en.wikipedia.org/wiki/Clique_(graph_theory)
An Algorithm for Finding a Maximum Clique in a Graph
http://citeseer.ifi.unizh.ch/wood97algorithm.html
Finding a maxium clique in an arbitrary graph
http://citeseer.ifi.unizh.ch/context/30329/0
The idea of this work is based on EMT Research from University of Columbia. This research is very great for determine viral propagation based on user behaviour. You can visit and take a look for more detail at http://www1.cs.columbia.edu/ids/emt/.
Tuesday, March 28, 2006
Router Installation for RedHat 9
This is about my little experience when I was setup our faculty's computer as router with RedHat 9 (Linux 2.4.20-8/gcc 3.2.2). This work was done at March 2004. Why I want to write this old thing at here? I want to make a little documention about my 'old' experience so I can always read it again and remember what I have done. :D
The specification of the computer is Intel Pentium 4 2,6 GHz, RAM 1 GByte, HD 40 GByte. Here are some services that already run well on our faculty:
Here are the wins server and wins proxy configuration. With this configuration, from 192.168.3.0/24 network can explore all of microsoft file sharing services in 192.168.1.0/24 network.
For Firewall setting, here are some configuration (iptable rules) that I have implemented :
The specification of the computer is Intel Pentium 4 2,6 GHz, RAM 1 GByte, HD 40 GByte. Here are some services that already run well on our faculty:
- as router that connected between two networks, ie. engineering faculty network (192.168.3.0/24) and university network (192.168.1.0/24)
as firewall (I use iptables and masquerading). I was configured this computer to deny all of ICMP requests from outside 192.168.3.0
as file sharing with Samba
as many services provider MySQL, PostgreSQL, FTP, Apache, etc.
Here are the wins server and wins proxy configuration. With this configuration, from 192.168.3.0/24 network can explore all of microsoft file sharing services in 192.168.1.0/24 network.
- in the /etc/samba/smb.conf file, at global section I have configured like this:
[global]The important parameter is 'wins support' that enable SAMBA can ack as WINS SERVER. We have tested that configuration in our network. Here are some steps that we have tried:
workgroup = teknik
server string = samba teknikrh9 server
hosts allow = 192.168.1. 192.168.3. 127.
printcap name = /etc/printcap
load printers = yes
printing = cups
log file = /var/log/samba/%m.log
max log size = 1000
lanman auth = no
netbios name = teknikrh9
encrypt passwords = yes
unix password sync = Yes
passwd program = /usr/bin/passwd %u
socket options = IPTOS_LOWDELAY TCP_NODELAY SO_RCVBUF=8192 SO_SNDBUF=8192
interfaces = 192.168.1.37/24 192.168.3.1/24
local master = no
security = user
syslog only = no
syslog = 0
name resolve order = lmhosts host wins bcast
time server = yes
os level = 34
wins support = yes
guest account = nobody
invalid users = root
username map = /etc/samba/smbusers
dns proxy = no
preserve case = yes
short preserve case = yes
- create a file and save as as lmhost and place it at windows or WINNT directory. Here are the sample:
192.168.3.1 teknikrh9
192.168.1.224 xxxxxx (<- nama komputer yang akan diakses) - then right click My Network Place icon at desktop, choose Properties menu
- right click Local Area Connection icon and choose Properties menu
- click Internet Protocol (TCP/IP) item and then click Properties button
- windows will show you a TCP/IP Properties dialog. Click Advanced... button
- click WINS tab, then click Add button to add WINS server
- enter the IP address of computer router (RH9), ie. 192.168.3.1 or 192.168.1.37
- then click Add button
- please ensure that "Enable LMHOSTS lookup" checkbox is active
- click "Import LMHOSTS" button
- choose the lmhost file from windows or WINNT directory
- please check for "Enable NetBIOS over TCP/IP" checkbox
- then click OK button, OK button, OK button... :D
- try to search a computer that you have write it at lmhost file
For Firewall setting, here are some configuration (iptable rules) that I have implemented :
-
/etc/sysctl.conf
change the value of parameter below with 1net.ipv4.ip_forward = 1
- Add some iptables command at /etc/init.d/network file :
# ini untuk mendefinisikan masquerading forwading dari internet ke 192.168.1.0/24
iptables -A POSTROUTING -j MASQUERADE -t nat -s 192.168.3.0/24 -o eth0
# khusus untuk port 20 (FTP control) di definisikan untuk diterima
iptables -A INPUT -p tcp --sport 20 -m state --state ESTABLISHED,RELATED -j ACCEPT
iptables -A OUTPUT -p tcp --dport 20 -m state --state ESTABLISHED -j ACCEPT
# modul kernel ini dipanggil untuk menangani forwarding dari port data FTP
/sbin/insmod ip_conntrack_ftp
/sbin/insmod ip_nat_ftp
Monday, March 27, 2006
Hasil sementara email mining
Satu minggu saya off dari menulis blog ini, karena lagi di Bandung. Selama seminggu tersebut, saya akhirnya dapat merangkum beberapa hasil pekerjaan yang dapat saya selesaikan. Berikut beberapa catatan tentang penelitian tentang Email Mining saya:
Pada modul Mail::Thread (/usr/lib/perl5/site_perl/5.8.5/Mail/Thread.pm) ada penambahan baris perintah agar dapat tetap running, yaitu pada fungsi _msgid()
sub _msgid {
my ($class, $msg) = @_;
my $id= $msg->isa("Mail::Message") ? $msg->messageId :
$class->_get_hdr($msg, "Message-ID");
$id = $class->_get_hdr($msg, "X-UIDL") if (!$id); ## <-- tambahan die "attempt to thread message with no id" unless $id; chomp $id; $id =~ s/^<([^>]+)>.*/$1/; # We expect this not to have <>s
return $id;
}
- Untuk 'pembersihan' email yang sudah dilakukan:
- menerapkan stop word list
- menerapkan stemming baik indonesia maupun inggris
- membuang header dari suatu original message
- body html dikonversi ke text dengan menggunakan links
- membuang attachment dari MAILER-DAEMON, karena terlalu besar tidak sesuai dengan main bodynya
- membuang signature
- membuang bagian yang dibuat oleh PGP
- untuk ekstraksi informasi yang sudah diterapkan:
- mengambil informasi URI, baik URL maupun email
- mengambil informasi tanggal dan jam
- mengambil informasi nomor telepon
- untuk feature selection, saya menggunakan stop word list dan stemming, baik untuk bahasa inggris maupun bahasa indonesia
- untuk searching, sudah diterapkan dengan menerapkan algoritma ranking dimana akan dihitung berdasar bobot (TF/IDF) dari masing-masing kata yang sesuai dengan yang dicari.
- sudah dicoba untuk menerapkan modul Mail::Thread untuk dapat melihat keterkaitan antar email berdasar referensinya (References, In-Reply-to, message-id)
- menstrukturkan informasi header email selengkap mungkin:
- mencatat field From (name dan email addrs), Subject, message-id, body, id bahasa
- mencatat informasi header yang menyangkut mailing list
- mencatat header received
- menyimpan attachment
Pada modul Mail::Thread (/usr/lib/perl5/site_perl/5.8.5/Mail/Thread.pm) ada penambahan baris perintah agar dapat tetap running, yaitu pada fungsi _msgid()
sub _msgid {
my ($class, $msg) = @_;
my $id= $msg->isa("Mail::Message") ? $msg->messageId :
$class->_get_hdr($msg, "Message-ID");
$id = $class->_get_hdr($msg, "X-UIDL") if (!$id); ## <-- tambahan die "attempt to thread message with no id" unless $id; chomp $id; $id =~ s/^<([^>]+)>.*/$1/; # We expect this not to have <>s
return $id;
}
Saturday, March 18, 2006
Instalasi Mail::Miner
Hari ini saya tidak banyak melakukan percobaan, karena tugas di kantor lagi banyak juga. Tapi akhirnya saya berhasil install modul Mail::Miner yang merupakan class dalam perl untuk dapat menambang data-data tertentu dari kumpulan suatu email.
Ada modul penting yang dapat saya pelajari untuk hari berikutnya, yaitu modul Date::PeriodeParser dan Mail::Miner::Recogniser yang dapat mencari informasi tentang address, date, dan phone. Sepertinya saya harus modifikasi beberapa modul pengenalan dari Mail::Miner tersebut untuk dapat mengenal informasi yang sama namun dalam bahasa Indonesia.
Demikian aktifitas saya hari ini.
Ada modul penting yang dapat saya pelajari untuk hari berikutnya, yaitu modul Date::PeriodeParser dan Mail::Miner::Recogniser yang dapat mencari informasi tentang address, date, dan phone. Sepertinya saya harus modifikasi beberapa modul pengenalan dari Mail::Miner tersebut untuk dapat mengenal informasi yang sama namun dalam bahasa Indonesia.
Demikian aktifitas saya hari ini.
Friday, March 17, 2006
Pemakaian modul Mail::Thread
Hari ini saya mencoba menggunakan module Mail::Thread sebagai salah satu proses ekstraksi informasi terhadap kumpulan email untuk dapat menunjukkan rentetan dan hubungan antara satu email dengan email lain sehingga dapat diketahui mana parent dan mana childnya.
Yang menjadi kesulitan pada saat penerapan modul ini adalah pembuatan array yang berisi referensi objek yang diturunkan dari Email::Abstract, padahal untuk program saya menggunakan modul Mail::MboxParser yang menghasilkan referensi objek Mail::MboxParser::Mail dan objek ini tidak diturunkan dari Email::Abstract.
Setelah mencari-cari, akhirnya ada artikel yang sangat membantu saya, yaitu The Evolution of Perl Email Handling yang ditulis oleh Simon Cozens.
Dari tulisan tersebut, kita dapat menggunakan class Mail::Internet yang juga turunan dari class Email::Abstract dengan perintah berikut :
my $obj = Mail::Internet->new( [ split /\n/, $msg->as_string ] );
dimana $msg merupakan objek sebuah email dari class Mail::MboxParser::Mail, yang dapat diperoleh dengan memanggil method $mb->next_message, dimana $mb merupakan objek dari class Mail::MboxParser:
$mb = Mail::MboxParser->new($mymailbox,
decode => 'ALL',
newline => 'AUTO',
parseropts => $parseropts);
Dari setiap objek Mail::Internet, kita tampung dalam sebuah array:
@mails = (@mails, $obj);
Yang mungkin akan jadi masalah adalah, pembentukan array tersebut jelas akan memakan ruang penyimpanan utama (memori) yang cukup besar. Saya belum menguji untuk jumlah email yang sampai jutaan, namun saya harap cara ini dapat ditangani oleh lingkungan Perl, walaupun mungkin lambat.
Dengan mengikuti contoh dari dokumentasi Mail::Thread, saya tinggal menerapkan program berikut (untuk sekedar debugging) :
my $threader = new Mail::Thread (@mails);
$threader->thread;
dump_em($_,0) for $threader->rootset;
...
sub dump_em {
my ($self, $level) = @_;
print ' \\-> ' x $level;
if ($self->message) {
print $self->message->head->get("Subject") , "\n";
} else {
print "[ Message $self not available ]\n";
}
dump_em($self->child, $level+1) if $self->child;
dump_em($self->next, $level) if $self->next;
}
Demikian hasil percobaan saya hari ini.
Makasih.
Yang menjadi kesulitan pada saat penerapan modul ini adalah pembuatan array yang berisi referensi objek yang diturunkan dari Email::Abstract, padahal untuk program saya menggunakan modul Mail::MboxParser yang menghasilkan referensi objek Mail::MboxParser::Mail dan objek ini tidak diturunkan dari Email::Abstract.
Setelah mencari-cari, akhirnya ada artikel yang sangat membantu saya, yaitu The Evolution of Perl Email Handling yang ditulis oleh Simon Cozens.
Dari tulisan tersebut, kita dapat menggunakan class Mail::Internet yang juga turunan dari class Email::Abstract dengan perintah berikut :
my $obj = Mail::Internet->new( [ split /\n/, $msg->as_string ] );
dimana $msg merupakan objek sebuah email dari class Mail::MboxParser::Mail, yang dapat diperoleh dengan memanggil method $mb->next_message, dimana $mb merupakan objek dari class Mail::MboxParser:
$mb = Mail::MboxParser->new($mymailbox,
decode => 'ALL',
newline => 'AUTO',
parseropts => $parseropts);
Dari setiap objek Mail::Internet, kita tampung dalam sebuah array:
@mails = (@mails, $obj);
Yang mungkin akan jadi masalah adalah, pembentukan array tersebut jelas akan memakan ruang penyimpanan utama (memori) yang cukup besar. Saya belum menguji untuk jumlah email yang sampai jutaan, namun saya harap cara ini dapat ditangani oleh lingkungan Perl, walaupun mungkin lambat.
Dengan mengikuti contoh dari dokumentasi Mail::Thread, saya tinggal menerapkan program berikut (untuk sekedar debugging) :
my $threader = new Mail::Thread (@mails);
$threader->thread;
dump_em($_,0) for $threader->rootset;
...
sub dump_em {
my ($self, $level) = @_;
print ' \\-> ' x $level;
if ($self->message) {
print $self->message->head->get("Subject") , "\n";
} else {
print "[ Message $self not available ]\n";
}
dump_em($self->child, $level+1) if $self->child;
dump_em($self->next, $level) if $self->next;
}
Demikian hasil percobaan saya hari ini.
Makasih.
Thursday, March 16, 2006
Perkenalan
Salam kenal,
Nama lengkap saya adalah Budi Susanto, yang juga seorang laki-laki tulen terlahir tanggal 11 Mei 1973 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, tepatnya kota Blora. Kota Blora jarang dikenal orang, kecuali Cepu, sebagai salah satu kecamatannya yang menurut Pertamina sebagai penghasil minyak. Sebagai seorang anak sulung, seperti tradisi-tradisi jawa terdahulu, beban keluarga adalah menjadi tanggung jawab saya. Untuk itu, setelah lulus SMA, dimulailah perjalan hidup yang menuntut lebih dewasa. Dari titik inilah, tahun 1991, saya memberanikan diri untuk pergi ke Jogjakarta untuk menggali ilmu lebih lanjut di salah satu perguruan tinggi swasta.
Modal yang saya miliki hanyalah tekad. Walaupun dengan program pengencangan ikat pinggang yang luar biasa ketat, saya berhasil lulus dengan sukses tahun 1997. Wah cukup lama juga masa belajarnya. Harap maklum, saya harus sambil bekerja untuk tetap dapat bertahan sekolah dan hidup :). Awal tahun 1998, saya berhasil mendapat pekerjaan tetap sebagai pengajar di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), salah satu perguruan tinggi swasta di Jogjakarta juga, hingga akhirnya pertengahan tahun 2004 yang lalu, saya dapat kuliah kembali di Institut Teknologi Bandung, dalam rangka menempuh program Magister Teknologi Informasi.
Saat ini (sampai Maret 2006), saya masih harus menyelesaikan tesis saya dibawah bimbingan pak Budi Rahardjo dengan topik "Email classification: a study of email (data) mining". Semoga Mei 2006 ini dapat selesai.
Demikian kisah saya :) Info ini masih perlu diperbaharui lagi...
Salam,
Budi Susanto
Nama lengkap saya adalah Budi Susanto, yang juga seorang laki-laki tulen terlahir tanggal 11 Mei 1973 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, tepatnya kota Blora. Kota Blora jarang dikenal orang, kecuali Cepu, sebagai salah satu kecamatannya yang menurut Pertamina sebagai penghasil minyak. Sebagai seorang anak sulung, seperti tradisi-tradisi jawa terdahulu, beban keluarga adalah menjadi tanggung jawab saya. Untuk itu, setelah lulus SMA, dimulailah perjalan hidup yang menuntut lebih dewasa. Dari titik inilah, tahun 1991, saya memberanikan diri untuk pergi ke Jogjakarta untuk menggali ilmu lebih lanjut di salah satu perguruan tinggi swasta.
Modal yang saya miliki hanyalah tekad. Walaupun dengan program pengencangan ikat pinggang yang luar biasa ketat, saya berhasil lulus dengan sukses tahun 1997. Wah cukup lama juga masa belajarnya. Harap maklum, saya harus sambil bekerja untuk tetap dapat bertahan sekolah dan hidup :). Awal tahun 1998, saya berhasil mendapat pekerjaan tetap sebagai pengajar di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), salah satu perguruan tinggi swasta di Jogjakarta juga, hingga akhirnya pertengahan tahun 2004 yang lalu, saya dapat kuliah kembali di Institut Teknologi Bandung, dalam rangka menempuh program Magister Teknologi Informasi.
Saat ini (sampai Maret 2006), saya masih harus menyelesaikan tesis saya dibawah bimbingan pak Budi Rahardjo dengan topik "Email classification: a study of email (data) mining". Semoga Mei 2006 ini dapat selesai.
Demikian kisah saya :) Info ini masih perlu diperbaharui lagi...
Salam,
Budi Susanto
Subscribe to:
Posts (Atom)